sambungan
Serangan
Sama (West Bank) (November 13, 1966)—
Lanjutan sebuah ledakan tambang yang
membunuh tiga polis Israel dan satu cedera, Israel memutuskan untuk melancurkan
serangan balas (disebut Operasi Shredder) kedalam West Bank, untuk mengambil
sikap pada basis gerilya Palestina (al-Fatah) didekat Hebron. Didesain untuk
menunjukan kekuatan militer Israel, serangan pasukan terdiri dari 10 tank,
empat puluh setengah track (suatu pasukan kendaraan pasukan) dan sekitar 400
prajurit. Pasukan menikmati liputan udara dari perang pesawat Israel. Pasukan
ini menghancurkan balai polisi di kota Rujm al-Madfa’ dan lalu pindah ke kota
Samu’. Sebagaimana pasukan Israel memusnahkan rumah-rumah di Samu, suatu
pasukan kecil Jordan mendekati dan penyergapan oleh Israel. Pertempuran ini
menghasilkan kematian 15 orang Jordania dan 54 cedera. Pemimpin penyergapan
Israel terbunuh dan 10 orang bawahannya cedera. Pesawat Israeli mengejar
Angkatan Udara Jordania, menembak jatuh sebuah pesawat pejuang Jordania.
Penyerangan ini juga menghasilkan 3 orang sipil Arab meninggal dan 96 cedera.
Selain sejumlah
besar kerugian (pada kedua belah pihak) dari apa yang dimaksud menjadi suatu
secara relatif cepat dan mudah diserang, Israel menderita penundaan diplomatik.
Amerika Serikat (AS) cukup marah atas serangan besar ini pada salah satu dari
beberapa teman Washington (Raja Jordan Hussein) dan kurangnya respon dari
Syria, yang merupakan sponsor sejati dari serangan yang paling banyak di
Israel. Kekacauan dilanggar di Jordania pada seolah-olah respon tidak berhasil
pada militer Jordania dan jelas ketidak mampuan untuk melindungi sipil Palestina
di West Bank. Serangan Samu menggelorakan opini masyarakat Arab di Timur Tengah
dan berubah menjadi salah satu faktor yang memperkenalkan Perang Enam Hari pada
1967.
Perang
Enam Hari (1967)
—Dalam suatu serangan cepat pra-kekosongan, Israel
menembakan kekuatan militer pada Mesir, Jordania dan Syria serta merampas
sejumlah besar tanah dari tiap-tiapnya. Irak juga berpartisipasi dalam
pertarungan pihak Arab.
Perang
Erosi (1968-1970)—
Perang
Erosi (Attrition War) adalah perang perbatasan yang terbatas antara Mesir dan
Israel dalam konsekuensi dari Perang Enam Hari. Perang tersebut merupakan
prakarsa dari Mesir sebagai suatu cara untuk mengambil kembali Semenanjung
Sinai setelah direbut oleh Israel pada 1967. Suatu isyarat untuk menghentikan
tembakan pada 1970 yang diakhiri dengan perlawanan, tetapi meninggalkan
perbatasan tanpa perubahan.
Perang Yom
Kippur (Ramadan) (1973)
—Dalam suatu serangan kejutan yang di lancarkan pada
hari raya Yahudi Yom Kippur (pada masa itu juga jatuh pada hari raya Muslim
Ramadhan), Mesir dan Syria menyerang Israel. Meskipun mendapat bantuan dari
Irak, pasukan Arab gagal untuk mengalahkan Israel.
bersambung
No comments:
Post a Comment