Monday, July 30, 2012

KONFLIK PALESTIN DAN ISRAEL


 sambungan

Serangan Sama (West Bank) (November 13, 1966)—

Lanjutan sebuah ledakan tambang yang membunuh tiga polis Israel dan satu cedera, Israel memutuskan untuk melancurkan serangan balas (disebut Operasi Shredder) kedalam West Bank, untuk mengambil sikap pada basis gerilya Palestina (al-Fatah) didekat Hebron. Didesain untuk menunjukan kekuatan militer Israel, serangan pasukan terdiri dari 10 tank, empat puluh setengah track (suatu pasukan kendaraan pasukan) dan sekitar 400 prajurit. Pasukan menikmati liputan udara dari perang pesawat Israel. Pasukan ini menghancurkan balai polisi di kota Rujm al-Madfa’ dan lalu pindah ke kota Samu’. Sebagaimana pasukan Israel memusnahkan rumah-rumah di Samu, suatu pasukan kecil Jordan mendekati dan penyergapan oleh Israel. Pertempuran ini menghasilkan kematian 15 orang Jordania dan 54 cedera. Pemimpin penyergapan Israel terbunuh dan 10 orang bawahannya cedera. Pesawat Israeli mengejar Angkatan Udara Jordania, menembak jatuh sebuah pesawat pejuang Jordania. Penyerangan ini juga menghasilkan 3 orang sipil Arab meninggal dan 96 cedera.
Selain sejumlah besar kerugian (pada kedua belah pihak) dari apa yang dimaksud menjadi suatu secara relatif cepat dan mudah diserang, Israel menderita penundaan diplomatik. Amerika Serikat (AS) cukup marah atas serangan besar ini pada salah satu dari beberapa teman Washington (Raja Jordan Hussein) dan kurangnya respon dari Syria, yang merupakan sponsor sejati dari serangan yang paling banyak di Israel. Kekacauan dilanggar di Jordania pada seolah-olah respon tidak berhasil pada militer Jordania dan jelas ketidak mampuan untuk melindungi sipil Palestina di West Bank. Serangan Samu menggelorakan opini masyarakat Arab di Timur Tengah dan berubah menjadi salah satu faktor yang memperkenalkan Perang Enam Hari pada 1967. 

Perang Enam Hari (1967)

—Dalam suatu serangan cepat pra-kekosongan, Israel menembakan kekuatan militer pada Mesir, Jordania dan Syria serta merampas sejumlah besar tanah dari tiap-tiapnya. Irak juga berpartisipasi dalam pertarungan pihak Arab.

Perang Erosi (1968-1970)—

Perang Erosi (Attrition War) adalah perang perbatasan yang terbatas antara Mesir dan Israel dalam konsekuensi dari Perang Enam Hari. Perang tersebut merupakan prakarsa dari Mesir sebagai suatu cara untuk mengambil kembali Semenanjung Sinai setelah direbut oleh Israel pada 1967. Suatu isyarat untuk menghentikan tembakan pada 1970 yang diakhiri dengan perlawanan, tetapi meninggalkan perbatasan tanpa perubahan. 

Perang Yom Kippur (Ramadan) (1973)

—Dalam suatu serangan kejutan yang di lancarkan pada hari raya Yahudi Yom Kippur (pada masa itu juga jatuh pada hari raya Muslim Ramadhan), Mesir dan Syria menyerang Israel. Meskipun mendapat bantuan dari Irak, pasukan Arab gagal untuk mengalahkan Israel. 

bersambung

No comments:

Post a Comment