Monday, July 23, 2012

KONFLIK PALESTIN DAN ISRAEL

sambungan. 1


Namun proses imigrasi Yahudi besar-besaran dari Eropa ke tanah Palestina dimulai pada tahun 1930-an. Impian gerakan Zionis itu baru terwujud ketika Majelis Umum (MU) PBB mengeluarkan resolusi No. 181 pada 19 November tahun 1947 yang menegaskan membagi tanah Palestina menjadi negara Yahudi dan Arab. Resolusi PBB No. 181 tersebut, mengantarkan David Ben Gourion memproklamirkan negara Yahudi pada 14 Mei tahun 1948.
Ideologi Zionisme secara singkat dapat didefinisikan sebagai kepercayaan tentang kembalinya orang-orang dan bangsa Yahudi dari diaspora mereka selama berabad-abad, sehingga dapat menyelamatkan mereka dari kekuasaan orang-orang non-Yahudi (gentiles), bahaya asimilasi dengan orang-orang gentiles, ancaman anti Semitisme (baca : Anti Yahudi) dari masyarakat lain. Karena itu Zionisme bertujuan untuk mewujudkan sebuah negara bangsa yang sepenuhnya Yahudi dalam etos dan karakter setelah berada di diaspora selama lebih dari 2000 tahun dan, dengan demikian, mereka mampu bertahan di muka bumi.
Pencarian sebuah wilayah negara-bangsa Yahudi, yang biasa mereka sebut sebagai ‘promised land’, tanah air yang dijanjikan, karena itu, merupakan program pokok Zionisme sejak ideologi ini pertama kali dirumuskan mantan wartawan Theodore Herzl pada 1979.  Pencarian dan penetapan “tanah air yang dijanjikan” itu pun melalui proses yang rumit; mulai dari kawasan tertentu di Amerika Selatan, dan Afrika, sampai akhirnya kemudian bangsa Yahudi dan gerakan Zionis Internasional menetapkan Palestina sebagai “promised land”.
Theodore Herzl (1860-1904), pendiri gerakan Zionisme mengatakan pada tahun 1895, “ Kami akan berusaha sekuat tenaga mengusir orang-orang Arab ke negeri tetangga dan akan menutup pintu masuk dan pekerjaan bagi mereka di negeri kami ini.” Ia lalu berseru kepada warga Yahudi, “Kamu sekalian tidak akan menemukan kebahagian bila masih ada penduduk selain Yahudi di tanah Palestina.
Aksi pengusiran massal warga Palestina terjadi lagi seusai tiga perang besar Timur tengah (1948, 1956, 1967). Pemerintah negara baru Israel, setelah perang 1948, berhasil mengusir jumlah besar penduduk Palestina ke Mesir, Suriah, Yordania, dan Lebanon.
Tahun  1967, pengusiran warga Palestina lebih bersifat individul dan ditujukan pada tokoh-tokoh berpengaruh. Hal ini berkaitan dengan berdirinya Organisasi Pembebasan 

bersambung.

No comments:

Post a Comment