Namun
proses imigrasi Yahudi besar-besaran dari Eropa ke tanah Palestina dimulai pada
tahun 1930-an. Impian gerakan Zionis itu baru terwujud ketika Majelis Umum (MU)
PBB mengeluarkan resolusi No. 181 pada 19 November tahun 1947 yang menegaskan
membagi tanah Palestina menjadi negara Yahudi dan Arab. Resolusi PBB No. 181
tersebut, mengantarkan David Ben Gourion memproklamirkan negara Yahudi pada 14
Mei tahun 1948.
Ideologi
Zionisme secara singkat dapat didefinisikan sebagai kepercayaan tentang
kembalinya orang-orang dan bangsa Yahudi dari diaspora mereka selama
berabad-abad, sehingga dapat menyelamatkan mereka dari kekuasaan orang-orang
non-Yahudi (gentiles), bahaya
asimilasi dengan orang-orang gentiles, ancaman
anti Semitisme (baca : Anti Yahudi) dari masyarakat lain. Karena itu Zionisme
bertujuan untuk mewujudkan sebuah negara bangsa yang sepenuhnya Yahudi dalam
etos dan karakter setelah berada di diaspora selama lebih dari 2000 tahun dan,
dengan demikian, mereka mampu bertahan di muka bumi.
Pencarian
sebuah wilayah negara-bangsa Yahudi, yang biasa mereka sebut sebagai ‘promised land’, tanah air yang
dijanjikan, karena itu, merupakan program pokok Zionisme sejak ideologi ini
pertama kali dirumuskan mantan wartawan Theodore Herzl pada 1979. Pencarian dan penetapan “tanah air yang
dijanjikan” itu pun melalui proses yang rumit; mulai dari kawasan tertentu di
Amerika Selatan, dan Afrika, sampai akhirnya kemudian bangsa Yahudi dan gerakan
Zionis Internasional menetapkan Palestina sebagai “promised land”.
Theodore
Herzl (1860-1904), pendiri gerakan Zionisme mengatakan pada tahun 1895, “ Kami
akan berusaha sekuat tenaga mengusir orang-orang Arab ke negeri tetangga dan
akan menutup pintu masuk dan pekerjaan bagi mereka di negeri kami ini.” Ia lalu
berseru kepada warga Yahudi, “Kamu sekalian tidak akan menemukan kebahagian
bila masih ada penduduk selain Yahudi di tanah Palestina.
Aksi
pengusiran massal warga Palestina terjadi lagi seusai tiga perang besar Timur
tengah (1948, 1956, 1967). Pemerintah negara baru Israel, setelah perang 1948,
berhasil mengusir jumlah besar penduduk Palestina ke Mesir, Suriah, Yordania,
dan Lebanon.
Tahun 1967, pengusiran warga Palestina lebih
bersifat individul dan ditujukan pada tokoh-tokoh berpengaruh. Hal ini
berkaitan dengan berdirinya Organisasi Pembebasan bersambung.
No comments:
Post a Comment